Home / Blog /

Wajib Disimak, Inilah 6 Front End Framework Terbaik!

Back

Wajib Disimak, Inilah 6 Front End Framework Terbaik!

5 Feb 2024 •

Denisa Mutiara Ramadhani

Ilustrasi: Wajib Disimak, Inilah 6 Front End Framework Terbaik!
Ilustrasi: Wajib Disimak, Inilah 6 Front End Framework Terbaik!

Menciptakan tampilan website yang responsif, menarik dan user-friendly tentu menjadi impian bagi setiap front end developer

Demi mewujudkannya, peran front end framework menjadi sangat krusial. Pemilihan kerangka yang tepat akan memudahkan developer mengembangkan website secara cepat dengan kinerja yang optimal. 

Kini, terdapat beragam pilihan front end framework yang bisa digunakan. Mulailah dengan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan setiap framework, lalu sesuaikan dengan kebutuhanmu.

Dalam artikel ini, APILOGY akan mengulas secara lengkap tentang 6 framework populer untuk membantumu dalam membuat pilihan yang terbaik. Yuk, simak sampai habis!

BACA JUGA: Berkenalan dengan Bahasa Pemrograman “Golang” dari Google

Apa Itu Front End Framework?

Front End Framework adalah kumpulan modul perangkat lunak yang membantu front end developer dalam membangun antarmuka pengguna (UI) yang responsif, interaktif, dan estetis pada website atau aplikasi.

Framework ini menyediakan landasan yang kokoh dengan mengintegrasikan serangkaian file HTML, Javascript, dan CSS secara terstruktur. 

Dilengkapi oleh fitur-fitur canggih seperti komponen UI, sistem grid, manajemen state, dan  animasi, memudahkan developer untuk mengatur tata letak, interaksi, gaya, dan responsivitas website maupun aplikasi. 

Dengan begitu, developer bisa lebih fokus memperhatikan kualitas UI, tanpa harus membuang waktu untuk membuat fitur dan komponen dasar dari awal. Alhasil, proses pengembangan pun menjadi lebih cepat dan efisien. 

6 Front End Framework Terbaik 

Berikut ini adalah beberapa pilihan framework yang bisa kamu pertimbangkan:

1. React

Tampilan landing page React
Source: React

React, atau dikenal sebagai React.js adalah salah front end framework terkenal yang dikembangkan oleh Facebook pada 2013. Bersifat open-source, React bekerja di bawah lisensi software MIT.

Perlu dicatat, React bukanlah sebuah framework JavaScript murni, lho, melainkan sebuah library. Mengapa demikian? Sebab ia lebih berfokus pada penyediaan alat atau fitur untuk membangun antarmuka pengguna (UI). 

Fitur unggulan React adalah Virtual Document Object Model (DOM) untuk mengoptimalkan proses pembaruan. Tidak hanya itu, terdapat pula fitur JSX, yaitu ekstensi sintaks yang membantu penulisan kode mirip seperti HTML. 

React menjadi pilihan yang pas ketika ingin membangun aplikasi yang besar dan kompleks, termasuk Single Page Application (SPA), e-commerce, dan platform media sosial yang cenderung memiliki trafik tinggi. 

Adapun keunggulan dan kekurangan yang dimiliki oleh React, di antaranya:

Keunggulan React:

  • Komponen React dapat digunakan kembali, sehingga dapat mempercepat dan memudahkan proses pengembangan
  • Dengan Virtual DOM, meminimalkan jumlah perubahan pada DOM aktual.
  • Mendukung pengembangan aplikasi lintas platform dengan React Native

Kelemahan React:

  • Kebebasan dalam segi pemilihan alat dan pendekatan bisa menyebabkan kebingungan, terutama bagi developer yang baru memulai.
  • Frekuensi pembaruan yang terlalu sering, dapat membutuhkan penyesuaian pada basis kode. 

2. Svelte

Tampilan landing page svelte
Source: Svelte

Bukan suatu framework maupun library, Svelte membedakan dirinya menjadi sebuah compiler berbasis JavaScript yang biasa digunakan untuk membuat antarmuka pengguna (UI) dengan performa yang stabil. 

Pendekatan yang diambil pun berbeda dengan framework lain. Alih-alih menggunakan Virtual DOM, Svelte mengompilasi komponen menjadi kode JavaScript selama pengembangan. Alhasil, tercipta ukuran bundle yang relatif kecil dan proses rendering lebih cepat. 

Nah, apabila kamu ingin membuat aplikasi dengan skala kecil hingga menengah, Svelte dapat menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan.

Keunggulan Svelte:

  • Lebih simpel dan ukuran yang ringan karena menggunakan library Javascript yang sudah ada
  • Menghasilkan rendering yang cepat dan kinerja yang lebih baik
  • Adanya sistem reaktivitas membuat DOM dapat diperbarui secara otomatis ketika ada perubahan data

Kelemahan Svelte:

  • Minimnya dukungan yang diberikan
  • Relatif baru di pasaran, menimbulkan ketidakpastian dalam penggunaan jangka panjang
  • Jumlah tool masih terbatas dibanding kerangka kerja lain

3. JQuery

Tampilan landing page jQuery
Source: jQuery

Dirilis sejak tahun 2006, JQuery menjadi salah satu front end framework tertua yang dibuat oleh John Resig. Meski sudah berusia, JQuery masih tetap populer di kalangan developer hingga kini, lho

Sama halnya dengan React, JQuery adalah library lintas platform yang berfokus untuk  memudahkan scripting HTML di sisi klien. 

Dengan API yang kompatibel di berbagai browser, library ini menyederhanakan beberapa tugas penting dalam pengembangan web, seperti event handling, manipulasi DOM, animasi, dan komunikasi server lewat Ajax. 

JQuery cocok digunakan apabila kamu ingin menambahkan interaktivitas dan animasi pada situs web maupun aplikasi dengan skala kecil. 

Keunggulan JQuery:

  • Mudah digunakan, menawarkan sintaksis yang simpel dan mudah dipahami
  • Dapat digunakan di berbagai macam jenis browser
  • Tersedia berbagai pilihan plugin dan ekstensi untuk menambahkan fitur

Kelemahan JQuery:

  • Kurang efisien untuk aplikasi dengan skala besar karena pendekatan one size fits all yang menyebabkan kinerja lambat
  • Beberapa fitur dapat menimbulkan overhead dalam performa 
  • Tidak adanya data layer membuat proses manipulasi DOM sulit dilakukan. 

4. Angular

tampilan landing page Angular
Source: Angular

Google mengembangkan framework bernama Angular, yaitu kerangka kerja open-source berbasis TypeScript yang dirancang untuk membangun aplikasi web modern dan kompleks.

Keunggulan Angular terletak pada fitur utamanya, yaitu two way data binding yang memudahkan sinkronisasi antara tampilan dan model secara otomatis.  

Tidak sampai disitu, terdapat fitur dependency injection dan arsitektur modular yang bisa mengorganisir aplikasi menjadi komponen yang bisa digunakan kembali, meningkatkan skalabilitas dan pemeliharaan

Angular dapat membantumu apabila ingin melakukan scaling pada single page application (SPA) menjadi enterprise application, seperti platform e commerce, aplikasi keuangan maupun kesehatan yang bersifat kompleks. 

Keunggulan Angular:

  • Mengurangi jumlah baris kode karena adanya fitur two way data binding
  • Dukungan jangka panjang dari Google dan komunitas yang luas
  • Komponen dapat digunakan kembali dan cenderung mudah dikelola 

Kelemahan Angular:

  • Sintaks yang rumit dan kurva pembelajaran yang tinggi akan menjadi bagi hambatan tersendiri bagi pemula
  • Memiliki ukuran bundle tergolong besar dibandingkan kerangka kerja lain.
  • Tidak SEO-friendly untuk Single-Page Application (SPA)

5. Ember.js

tampilan landing page Ember
Source: Ember

Sama halnya dengan React, Ember.js adalah framework open-source di bawah lisensi MIT. Framework ini akan membantumu dalam mengembangkan antarmuka pengguna (UI) untuk aplikasi seluler, desktop, hingga aplikasi lintas platform. 

Ember.js mengadopsi pola arsitektur MVVM (Model-View-Viewmodel). Ketika kamu membuat entitas baru, Ember secara otomatis menghasilkan testing program, memberikan kemudahan dalam pengembangan. 

Dengan alat bawaan untuk mengatur routing dan manajemen data, Ember juga akan mempercepat pengembangan aplikasi yang kompleks, menghemat waktu developer.

Keunggulan Ember:

  • Kinerja lebih cepat karena adanya tools bawaan, seperti routing dan manajemen data
  • Server-side rendering yang membuat halaman web tampil lebih cepat
  • Dokumentasi yang konsisten dan lengkap

Kelemahan Ember

  • Susah dipelajari khususnya untuk pemula 
  • Tidak terlalu fleksibel karena konvensi yang kaku
  • Ukuran bundle yang berat dan besar

6. Vue.js

tampilan landing page Vue.js
Source: Vue.js

Dikembangkan oleh Evan You, Vue.js adalah salah satu front end framework JavaScript progresif yang terkenal dengan keringanan dan kemudahannya dalam integrasi. 

Vue.js memang dirancang untuk memudahkan proses pengembangan antarmuka (UI) yang responsif dan intuitif. Framework ini menyediakan elemen-elemen yang reaktif terhadap data melalui API yang fleksibel dan mudah dipahami. 

Itulah mengapa, Vue.js tidak hanya cocok digunakan untuk menyelesaikan proyek kecil, tetapi juga memungkinkan scaling ke proyek dengan skala yang lebih besar. 

Vue.js hadir dengan fitur-fitur canggih, seperti Virtual DOM, Two-way Data Binding untuk kemudahan sinkronisasi antara kode Javascript dan tampilan HTML, serta arsitektur berbasis komponen yang memungkinkan pengembangan yang modular dan rapi. 

Keunggulan Vue.js:

  • Kemudahan integrasi dengan existing project
  • Aturan penulisan kode atau sintaks yang simpel sehingga mudah dipelajari
  • Adanya dokumentasi yang lengkap dan detail
  • Ukuran kecil dengan rendering yang cepat

Kelemahan Vue.js:

  • Komunitas developer masih tergolong kecil dibandingkan React dan Angular
  • Keterbatasan bahasa karena sebagian komponen masih ditulis dalam bahasa Mandarin
  • Kurangnya dukungan dari perusahaan besar

BACA JUGA: Sering Dengar Kata Domain? Apakah Itu?

Setelah mengeksplorasi enam pilihan front end framework tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap framework tentu memiliki keunikan, keunggulan, dan kelemahannya masing-masing. 

Penting bagi para developer untuk memilih framework yang sesuai dengan kebutuhan serta keahlian mereka. Sehingga, proses pengembangan bisa berjalan dengan mulus dan menghasilkan interface website yang memuaskan.

Nah, kamu juga bisa mempercepat pengembangan aplikasi atau website dengan memanfaatkan API yang tersedia di APILOGY.

Yuk tingkatkan efisiensi pengembangan dan segera kunjungi website dan media sosial APILOGY sekarang juga!

Kunjungi website serta media sosial Apilogy dan temukan artikel menarik lainnya!

Related

User Guide - How to Publish your API
Exploration of the Apilogy Portal Publisher
DOCUMENTATION GUIDE DEVELOPER PORTAL APILOGY
Kode OTP via SMS: Mempermudah Authentication Pengguna

Popular Posts

5 Rekomendasi Virtual Assistant Berbasis AI, Bantu Produktivitas!
Keunggulan APILOGY Sebagai API Marketplace di Indonesia
5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan
Peran AI Dalam Dunia Animasi