Home / Blog /

5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan

Back

5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan

21 Feb 2024 •

Denisa Mutiara Ramadhani

Ilustrasi: 5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan
Ilustrasi: 5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan

Memastikan keamanan API adalah langkah krusial sebelum mempublikasikan API buatanmu kepada masyarakat luas. 

Tentunya, kamu tidak ingin apabila sembarang orang bisa mengakses API bukan? Nah, inilah mengapa tahap autentikasi begitu penting. 

Bagaikan pintu, metode autentikasi berperan dalam menentukan siapa yang boleh masuk dan keluar. Kamu pasti ingin memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki izin dapat mengakses data dan informasi sensitif. 

Dalam artikel kali ini, APILOGY akan memaparkan terkait pengertian dan berbagai opsi metode autentikasi yang umum digunakan untuk mengamankan akses API. Mari simak penjelasan lengkapnya!

Pengertian Autentikasi API

Autentikasi adalah proses verifikasi identitas pengguna ketika hendak mengakses API. Tujuannya untuk mencegah akses yang tidak sah dan melindungi keamanan data, terutama pada proses transaksi. 

Namun, tahap autentikasi ini hanya satu bagian dari keseluruhan proses keamanan. Selanjutnya, ada tahap otorisasi yang berperan dalam memberikan hak akses setelah identitas terverifikasi. 

Jadi, ketika berbicara tentang keamanan API, autentikasi dan otorisasi adalah dua hal yang tak terpisahkan. Autentikasi untuk memverifikasi identitas, sementara otorisasi untuk memberikan izin akses yang sesuai kepada pengguna. 

BACA JUGA: Intip API Populer yang Sering Digunakan!

Metode Autentikasi yang Bisa Digunakan 

Terdapat beragam metode autentikasi yang tersedia dengan kebutuhan yang berbeda. Memahami perbedaannya akan membantumu dalam memilih metode yang terbaik. 

Berikut adalah lima metode autentikasi yang bisa digunakan untuk mengamankan API: 

1. HTTP Auth 

HTTP Auth adalah autentikasi standar dalam protokol HTTP. Terdapat dua metode yang bisa kamu gunakan, yaitu Basic Auth dan Bearer. 

Keduanya sama-sama menggunakan header HTTP untuk mengautentikasi pengguna API, dan dapat digunakan bersama dengan API key untuk keamanan tambahan. 

Dalam Basic Auth, pengguna mengirimkan permintaan melalui username dan password dalam header authorization dengan prefix Basic. Nantinya, penyedia API akan melakukan validasi kredensial untuk mengautentikasi identitas pengguna. 

Di lain sisi, Bearer adalah autentikasi dengan menggunakan token akses unik dalam header authorization dengan prefix bearer. Dibandingkan dengan basic auth, metode ini cenderung lebih aman karena tidak dapat dengan mudah disadap. 

2. API Key

Pengguna mengirimkan permintaan API melalui token berupa key melalui header HTTP. Biasanya, terdiri dari dua key, yaitu public key dan private key.

API key berperan untuk mengautentikasi pengguna atau aplikasi. Tak hanya itu, key ini juga berguna dalam mengidentifikasi dan melacak penggunaan API. 

Jika menggunakan API dengan metode autentikasi ini, pengguna atau aplikasi perlu menyertakan API key sebagai parameter dalam permintaan, baik itu melalui query maupun melalui header HTTP.

Setelah itu, penyedia API akan melakukan verifikasi dan memberikan akses ke API berdasarkan izin pengguna dan batasan penggunaan API. 

3. JWT Auth

JSON Web Token (JWT) Auth menggunakan token yang ter-encode dalam format JWT untuk mengautentikasi pengguna. 

Dengan menggunakan struktur data JSON, informasi autentikasi pengguna, seperti nama dan tanggal kadaluarsa dapat disimpan dengan mudah. 

JWT terdiri dari tiga bagian: header, payload, dan signature. Header menentukan algoritma penandatanganan token, payload berisi informasi pengguna, dan signature memastikan keaslian token.

Dalam autentikasi JWT Auth, terdapat dua model yang umum digunakan: 

  1. Model HMAC: Model menggabungkan key JWT dengan key HMAC untuk digunakan sebagai signature
  2. Model RSA: Model ini melibatkan penggunaan key JWT bersama dengan key RSA yang dihasilkan, berupa public key dan private key. Hal ini digunakan untuk menandatangani token. 

Pengguna akan menyertakan JWT dalam header otorisasi. Lalu, server melakukan verifikasi terhadap signature JWT lewat key. Apabila signature valid, server akan mengekstrak informasi klaim dan menggunakannya untuk mengautentikasi permintaan tersebut. 

4. OAuth 2.0

OAuth 2.0 adalah protokol standar dalam autentikasi dengan memanfaatkan kredensial dari satu layanan untuk masuk ke layanan lainnya. 

Umumnya, OAuth 2.0 sering ditemukan dalam berbagai jenis aplikasi, mulai  aplikasi web, aplikasi mobile, hingga aplikasi desktop

Dengan mengusung konsep token, proses autentikasi menjadi lebih sederhana, tanpa perlu mengirimkan username dan password setiap kali pengguna melakukan permintaan. 

Untuk mengakses API, kamu perlu melewati beberapa langkah tertentu. Kamu memerlukan izin otorisasi seperti kode maupun kata sandi untuk memperoleh akses token. Lalu, penyedia API akan menentukan izin akses melalui penggunaan konsep scopes. 

Nah setelah itu, barulah kamu dapat memanfaatkannya untuk menjelajahi berbagai layanan dan resources yang disediakan oleh API tersebut. 

5. OpenID

Masih erat kaitannya dengan OAuth 2.0, protokol OpenID merupakan metode autentikasi yang menyediakan lapisan identitas di bagian atas protokol OAuth 2.0. 

Metode autentikasi ini memungkinkan pengguna masuk melalui server untuk mendapatkan informasi, seperti nama atau alamat email, kemudian pengguna bisa memilih memberikan atau menolak akses terhadap informasi tersebut. 

Biasanya, OpenID banyak digunakan dalam aplikasi web dan sistem Single Sign-On (SSO) untuk memberikan autentikasi yang aman dan mudah. Terlebih, metode ini dibangun dengan standar encoding JWT untuk menambah keamanan data pengguna. 

Memilih metode autentikasi yang tepat tentu bukan perkara yang mudah, kamu bisa mulai dari mempertimbangkan kebutuhan project dan klien API.

Apabila API kamu membutuhkan metode autentikasi yang mudah dan cepat, metode HTTP Auth seperti Basic Auth menjadi pilihan yang tepat. 

Namun, jika aplikasimu perlu menyimpan data sensitif pengguna, akan lebih baik menggunakan metode autentikasi yang lebih aman, seperti OAuth, API key, maupun JWT Auth

Dengan memahami konsep dan metode autentikasi API, kamu dapat mencegah serangan keamanan yang tidak diinginkan, dan memastikan bahwa API kamu berjalan dengan lancar dan aman bagi pengguna.

BACA JUGA: Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Publish API

Nah, kamu juga bisa mempercepat pengembangan aplikasi atau website dengan memanfaatkan API yang tersedia di APILOGY. 

Yuk tingkatkan efisiensi pengembangan dan segera kunjungi website dan media sosial APILOGY sekarang juga!

Kunjungi website serta media sosial Apilogy dan temukan artikel menarik lainnya!

Related

User Guide - How to Publish your API
Exploration of the Apilogy Portal Publisher
DOCUMENTATION GUIDE DEVELOPER PORTAL APILOGY
Kode OTP via SMS: Mempermudah Authentication Pengguna

Popular Posts

5 Metode Autentikasi API yang Perlu Diterapkan
Keunggulan APILOGY Sebagai API Marketplace di Indonesia
5 Rekomendasi Virtual Assistant Berbasis AI, Bantu Produktivitas!
Mengenal Lebih Jauh tentang Prompt Engineering