Terobosan luar biasa kembali datang dari dunia teknologi dengan kehadiran Devin, AI Software Engineer Pertama dari Cognition Labs.
Kemampuannya menyelesaikan tugas teknis yang dulunya hanya bisa dilakukan oleh manusia menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat, terutama para engineer yang merasa terancam dari potensi revolusi ini.
Tentu saja, munculnya Devin memunculkan spekulasi tentang apakah AI ini dapat mengambil alih peran para engineer dalam waktu mendatang. Pertanyaan ini mencuat di tengah-tengah kecanggihan kemampuan Devin yang luar biasa.
Namun, sebelum kita mengambil kesimpulan, mari kita simak lebih jauh mengenai Devin AI, dan bagaimana dampaknya dalam membentuk masa depan dunia software engineering.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Virtual Assistant Berbasis AI, Bantu Produktivitas!
AI Software Engineer Pertama di Dunia
Kemunculan Devin, suatu model kecerdasan buatan dari Cognition Labs menggemparkan masyarakat karena kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan teknis yang dulunya hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Devin AI diklaim mampu membangun situs web dan aplikasi dari awal hingga akhir, menyelesaikan pemrograman yang kompleks, bahkan melatih model AI-nya sendiri, loh! Canggih bukan?
Berbeda dari model AI biasa, Devin mampu belajar dari setiap kesalahan, menjadi lebih canggih seiring berjalannya waktu. Ia juga dapat menangani beragam tugas teknis yang rumit dan membutuhkan ribuan keputusan.
Tak hanya itu, Devin juga dilengkapi dengan berbagai alat yang familiar digunakan oleh human engineer, seperti shell, teks editor, browser, dan command line.
Keahlian Serba Bisa Devin AI
Kehebatan Devin terletak pada kemampuannya yang serba bisa, mencakup segala hal mulai dari coding, debugging, hingga memecahkan masalah teknis yang kompleks.
Didukung pula oleh algoritma machine learning yang canggih, Devin terus meningkatkan kinerjanya dan mudah beradaptasi dengan tantangan yang kian berkembang di dunia perangkat lunak.
Tidak hanya sebatas menjalankan perintah, Devin mempunyai kemampuan untuk melakukan konseptualisasi dan mewujudkan proyek perangkat lunak, menawarkan solusi end-to-end secara efisien.
Dari video demonstrasi yang dikeluarkan oleh Cognition Labs, Devin AI memperlihatkan sejumlah kepiawaiannya, seperti:
- Mengembangkan dan mendeploy aplikasi: Mulai dari membuat website interaktif hingga mendeploy aplikasi secara keseluruhan, Devin dapat menangani proses pengembangan dari awal hingga akhir dengan keahlian yang luar biasa.
- Memperbaiki bug: Mengidentifikasi dan melakukan debugging secara otomatis dalam basis kode adalah hal yang mudah bagi Devin. Tak terkecuali pada repository open source, Devin juga dapat memahami konteks isu-isu GitHub dan mengimplementasikan perbaikan atau fitur.
- Melatih Model AI-nya Sendiri: Devin cepat beradaptasi dengan skenario pemrograman yang berbeda. Ia dapat mempelajari setiap interaksi dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu.
- Menyelesaikan Pekerjaan di Dunia Nyata: Bahkan di platform seperti Upwork, Devin berhasil menyelesaikan proyek model computer vision sesuai permintaan klien. Ia berhasil dalam menulis kode, melakukan print line debugging, hingga menyusun laporan terkait hasil yang dikerjakan.
Performa yang Optimal
Devin telah diuji menggunakan SWE-bench tanpa bantuan apapun loh! Hasilnya juga sangat memuaskan, Devin sukses menaklukkan 13.86% beragam isu Github yang begitu kompleks, jauh melampaui model AI lain yang hanya bisa mencapai 1.96%.
Bahkan dengan adanya bantuan, model AI serupa hanya bisa menyelesaikan 4.90% dari masalah yang ditemukan dalam proyek open source seperti Django dan scikit-learn.
Ini menunjukkan bahwa Devin tidak hanya unggul dalam menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga mampu menjadi teknologi paling revolusioner di antara model AI lainnya, seperti Claude 2, SWE-Llama 13B, SWE-Llama 7B, GPT-4, ChatGPT 3.5
Bagaimana Devin AI Bekerja?
Seperti yang dibahas sebelumnya, Devin mempunyai command line, teks editor, dan web browser tersendiri untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan.
Begitu kamu memasukkan prompt, Devin akan beralih ke mode “Planner” dan memberikan panduan langkah demi langkah untuk menyelesaikan suatu masalah.
Dan paling kerennya, dashboard akan otomatis berubah menjadi tampilan antarmuka empat bagian, yang terdiri dari:
- Bagian yang berisi semua input prompt
- Command line
- Teks editor yang siap digunakan
- Web browser pribadi, yang akan menggali dan menganalisis semua informasi yang dibutuhkan.
Hasilnya? Devin akan menampilkan solusi dalam bentuk visualisasi yang langsung memberikan kamu gambaran akan output yang dihasilkan.
Masa Depan Software Engineering dengan Devin AI
Tak bisa dipungkiri, hasil dari uji benchmarking Devin memang menunjukkan hasil yang cukup impresif. Hal ini menjadi perhatian serius di kalangan software engineering tentang kemungkinan masa depan pekerjaan mereka yang terancam.
“Devin is a tireless, skilled teammate, equally ready to build alongside you or independently complete tasks for you to review. With Devin, engineers can focus on more interesting problems and engineering teams can strive for more ambitious goals.“
Cognition Labs
Alih-alih sebagai pengganti, Cognition Lab, startup pengembang AI di Amerika, menyebut Devin layaknya ‘rekan kerja’ yang membantu engineer dalam menyelesaikan tugas sehingga mereka bisa lebih fokus pada isu-isu kompleks dan penting.
Menariknya, meski banyak yang menduga Devin akan menggantikan pekerjaan software engineering, Cognition justru aktif merekrut human software engineer lho!
Keberadaan Devin memang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi para engineer karena beberapa tugas yang repetitif akan diotomatisasi.
Namun tetap saja, otomatisasi Devin masih bergantung pada seberapa efektif seseorang dalam menginput prompt yang benar dan relevan. Teknologi ini lebih dimaksudkan untuk membantu pengguna dalam mengurangi beban tugas dan waktu yang dikeluarkan.
Kesimpulan
Sekali lagi, kita berada di ambang revolusi dalam dunia software engineering. Devin AI bukanlah pengganti, melainkan mitra yang membantu para engineer menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Jadi, apakah Devin AI akan menggantikan pekerjaan software engineering? Tidak sepenuhnya. Teknologi ini hadir untuk membantu, mengurangi beban tugas yang repetitif, dan mempercepat proses pengembangan perangkat lunak.
Gimana nih Sobat Tech, apakah kamu tertarik menggunakan Devin AI? Tapi sayang, untuk mengaksesnya, kamu perlu mendaftar di waitlist dan mengisi formulir di situs resmi Cognition Lab terlebih dahulu ya!
BACA JUGA